Langsung ke konten utama

Postingan

Tulisan Terbaru

Memilih Keren Dengan JalanNya

  Nuno namanya, ia seorang pelajar sekolah menengah atas di Kota Baubau. Ketika saya tanya apa yang membuatnya tertarik dengan olahraga skateboard. Dengan mantap ia menjawab, "saya suka dan kelihatanya juga keren ". Skateboar boleh jadi masih belum begitu karib ditelinga masyarakat Kota Baubau sebagaimana di Makassar, namun nampaknya salah satu cabang olahraga ini sebentar lagi akan masuk pada jajaran olahraga populer disini. Kata keren bisa menjelma pada apa saja, mulai dari cara berpakaian, pilihan kelompok pergaulan, cara berpikir, memilih komunitas hingga pada pilihan olahraga favorit. Ini adalah potongan dari berlapis-lapis pengetahuan dan inspirasi yang saya bisa rekam, ketika dipercaya untuk memandu talkshow dengan tiga komunitas anak muda yang memiliki jalan berkontribusi berbeda-beda. Namun saya memercayai bahwa, akan selalu ada garis kehidupan yang menghubungkan tiap-tiap yang bergerak. Seperti halnya komunitas malam itu, pada intinya menjadi keren bisa dengan be
Postingan terbaru

Semesta Dalam Botol Minyak Cengkeh

Kakek Jalil Kebijaksanaan itu proses mendapatinya bisa beragam, salah satunya melalui titian pengalaman hidup yang cukup panjang, tidak mudah namun penuh pemaknaan. Sebagaimana Pak Jalil, pada usianya yang telah genap 75 tahun ini. Beliau masih sanggup mencari rejeki sendiri, menjajakan botol minyak kayu putih atau minyak cengkeh. Jualannya tidak banyak, begitupun juga harganya tidak mahal. Namun, disitulah letak salah satu kebijaksanaan hidup dari beliau. Saya bertemu dengan beliau hari ini, saat menjajakan minyak cengkeh di kampus UM Buton. Alhamdulillahnya saya berkesempatan membeli minyak cengkeh yang dibawanya. Lalu menawarinya minum, sambil duduk bercerita untuk mengambil beberapa kebijaksanaan hidup dari beliau. Pengalaman yang dimaknai sebagai visi kehidupan, selalu bisa menjadi nyawa kedua bagi manusia. Beliau banyak bercerita tentang makna serta nilai, yang menurut beliau patut dijadikan pegangan agar hidup tak memiliki musuh, agar kita dapat diterima dimana saja. Beliau semp

Misi Penyelamatan Kilometer 32

  Jadi pagi tadi, saya melakukan perjalanan ke pasarwajo. Dengan niat mau ketemu mahasiswa yang sudah hampir satu semester hanya ketemu via zoom, buat persiapan ujian akhir semester 2 pekan lagi. Sembari menempuh perjalanan menggunakan motor (saqinah.red), saya juga mengambil beberapa gambar pake kamera ponsel. Nah, tepat di jalan berkelok-kelok setelah gurun teletabis atau tepatnya pada tugu semen bertuliskan kilometer 32, saya berhenti mau mengambil gambar lembah disisi jalan yang tengah ditanami jagung dan sayur kayaknya. Saat asyik mengambil posisi parkir motor dan mensejajarkan kamera posel, tetiba ada yang muncul dibawah saya sambil melotot. Antara panik dan heran, ini apa yaa?. Mukanya mirip beruang, kukunya panjang tajam, ekornya juga panjang melingkar, warna hitam bercampur abu dan putih, raut matanya antara kaget, panik dan kelelahan. Akhirnya saya tanya, eehh...kamu kus-kus ya?, dia hanya diam sambil berdiri tapi matanya mawas ke arah saya. Nampaknya ia mau memperlihatkan ba

MEREKA YANG TERUS BERGERAK

Pada setiap keyakinan akan selalu ada percik keajaiban yang kadang tak pernah kita pikirkan. Sebagaimana orang-orang hebat yang tak lahir dari gemerlap publisitas, namun terus bergerak menghadapi masalah demi masalah hanya untuk sebuah keyakinan memberi manfaat pada sesama. Pada akhir tahun 2020 ini, saya ingin menyelip sejumput cerita tentang hal-hal baik. Tulisan ini adalah bagian kelanjutan sebelumnya, tentang "Perempuan yang Menolak Kalah". Kini, saya akan berbagi sedikit cerita tentang "Mereka Yang Terus Bergerak". Seperti janji Allah Swt, pada setiap yang bergerak ada jaminan rejeki dariNya, bahkan pada apa-apa yang tak disangka-sangka sebelumnya. Kehilangan sosok utama dalam mengelola Panti Asuhan Al Ikhlas memang tidak mudah. Hanya saja masalah tidak berhenti disitu, asrama panti di atas tanah wakaf yang hampir rampung seluruhnya, harus berpindah kembali pada pemiliknya. Pemilik berkilah bahwa sebelumnya tak ada perjanjian diatas kertas, pun pengakuan para s

Taare Zameen Par: Rapuhnya Seorang Bapak

Ishaan, seorang anak disleksia dalam film Taare Zameen Par yang membuat saya kembali menyimak film ini diputar pada chanel ZEE Bioskop jumat malam lalu. Pada awal menonton film ini, fokus saya pada ishaan namun pada akhir film saya justru fokus pada bapak ishaan. Ia mungkin digambarkan sebagai sosok yang tegas sekaligus tega pada ishaan, dianggap "berbeda" dengan kakaknya bahkan anak kebanyakan. Namun, dibalik sosok itu ada karakter yang begitu rapuh, lembut dan penuh kasih sayang pada anaknya, hanya saja itu tidak nampak sebagaimana reaksi ibu ishaan. Disisi lain, sikap bapak ishaan ini juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Ishaan yang dianggap abnormal, bodoh, pemalas dan nakal dikelas. Ishaan divonis mengidap disleksia, atau kemampuan kognitif yang sulit mengenal huruf dan membaca tulisan, namun sangat imajinatif. Ruang sosial yang didiami keluarga ishaan, memandang hal ini sesuatu yang tidak semestinya. Hal inilah yang membuat bapak ishaan bersikap tegas, mengirimnya ke as

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". &q

Ide, Konsep dan Aksi

Ide itu murah, sedang konsep itu mahal, namun Aksi itu terlelang. Kenapa begitu?. Banyak orang bisa lahirkan ide begitu ramai, ruang-ruang diskusi penuh dengan ide. Mulai dari yang receh hingga kritis, siapapun bisa lahirkan ide dengan mudah. Sebagian kita, senang dengan proses itu. Saya akan membuat itu, saya akan menciptakan ini, saya akan melakukan seperti itu. Begitulah ide terlahirkan. Namun tak banyak Ide, digiring menjadi Konsep. Sehingga proses ini, membuat sebuah konsep menjadi mahal. Hanya sebagian orang yang akan bisa melahirkan ide lalu menduplikasikannya dalam konsep. Saya akan melakukan ini, dengan proses seperti ini, itu dan sana. Inilah konsep, ia menjadi anak tangga selanjutnya bagi ide. Namun, ruang ini tak begitu banyak dihuni oleh para peng-ide. Kita bisa begitu kritis dalam ide, namun sulit menjadikannya konsep yang dapat dilakukan. Untuk itulah harga sebuah Aksi akan terlelang. Kita bisa menghasilkan ide, menghadirkan konsep, namun tak banyak

Bertemu Dilan dalam kampanye pilpres

Jika bioskop-bioskop kini tengah sesak sama penonton, yang ingin menikmati serial kedua novel pidi baiq Dilan 1991 itu. Setidaknya, hal serupa juga bisa kita temui di bioskop media sosial perihal kampanye pilpres. Apa nyambungnya sih antara Dilan dan kampanye pilpres?. Nah, baca aja dulu postingan ini...heheh...

Cerita PKM; Pikiran yang sederhana tapi bukan warung sederhana.

Sembari mengulurkan kedua tangan, seraya menggoyang-goyangkan sepuluh jemarinya. Kepala Desa menyampaikan permintaanya, "bapak dosen ajar katong bagini-bagini".

Cerita PKM: Bilingual

Hari itu sudah sore, udara cukup lembab sisa hujan semalam. Suasana desa mulya jaya kecamatan lasalimu selatan cukup lenggang, bukan apa-apa? Karena memang jumlah populasi desa ini tidak begitu banyak.